hamba yang hina

Name: Aku
rumah: Di dalam aku
hamba:Jalantrabas Jalan Yang Cepat Menuju Ilahi

 

KOLOM BERITA

 

ARCHIEVES

 

SHOUTBOX

 

Pengunjung

geovisite
geovisite

 

Links

 
 

Friday 29 February 2008
Sabar Ala Gusdur

Dalam Risalah Qusyairiyah, sabar dibagi dalam beberapa hal: sabar terhadap apa yang diupayakan, dan sabar terhadap apa yang tanpa diupayakan. Mengenai sabar dengan upaya, terbagi menjadi dua: sabar dalam menjalankan perintah Allah, dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya. Adapun mengenai sabar terhadap hal-hal yang tidak melalui upaya dari si hamba, maka kesabarannya terletak dalam menjalani ketentuan Allah yang menimbulkan kesukaran baginya. Dalam ruang inilah, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menambatkan makna kesabaran. Bagi beliau, sabar, jika menurut tasawuf yang benar, terkait dengan ikhlas. Sehingga orang yang sabar, ya orang yang ikhlas menerima pepesten (kepastian) Tuhan. Intinya disini. Jadi orang yang penerimaan terhadap kepastian Tuhan goyang, maka sabarnya juga goyang. Ini semua berangkat dari kesadaran bahwa kekuasaan berada di tangan Allah, sehingga kesabaran, berarti keikhlasan menerima kuasa-Nya. Menurut Gus Dur, "Tasawuf dari dulu sampai hari ini, selalu bergulat dalam besaran-besaran antara kekuatan manusia dan kekuatan Tuhan. Nah kekuatan Tuhan itu mutlak. Itulah ukuran segalanya. Jadi kekuatan manusia diukur dari sini. Lha ini yang namanya sabar. Sabar untuk mengikuti aturan Tuhan. Seperti dijelaskan dalam Ihya' 'Ulumuddin karya Imam al-Ghazali." Lalu bagaimana indikasinya? Indikasinya adalah, ketika manusia tunduk kepada motivasi agama daripada motivasi ego. Tetapi memang sangat sulit menerapkannya dalam kenyataan. Karena apa yang kita katakan sebagai motivasi agama ternyata motivasi ego. Ini yang bikin ruwet. Permasalahannya, dalam ruang batin kita ada dua sisi yang saling bergulat. Yakni kesadaran bahwa manusia musti sabar terhadap ketentuan dan kekuasaan Allah, dengan potensi kemerdekaan manusia sendiri. Celah ini yang menurut Gus Dur, hendak ditutup oleh tasawuf. Itu yang membuat kalau tidak bisa sabar sekaligus, ya latihan, melalui wiridan, dsb. Sampai pada satu titik, ketika kondisi spiritual (hal) telah permanen, untuk menaungi segenap resiko kesabaran. "Saya sendiri pernah menjadi Ihkwanul Muslimin di Jombang. Berarti ini Islam sebagai alternatif tho. Tapi belakangan saya meyakini bahwa Islam sebagai komplemen. Jadi sabarnya saya, ketika menyadari bahwa Islam itu komplemen (penyempurna). Ini semua lahir dari keyakinan bahwa Tuhan Maha Tinggi." Apa kaitannya dengan sabar? Dalam kaitan ini, al-Hujwiri mengatakan, "Allah itu Maha Besar. Ia tidak memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia Ada. Apa yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya. Bila engkau menganggap Allah ada hanya karena engkau merumuskannya, hakikatnya engkau sudah menjadi kafir," tutur Gus Dur untuk menjelaskan makna batiniyah dari posisi Islam yang tidak dijadikan sebagai alternatif. "Artinya, kesabaran bagi seorang mu'min, ternyata ada pada kerendahatian untuk tidak berhasrat "membela Islam", karena kebesaran Tuhan telah ada (qadim), jauh sebelum dan tanpa usaha (yang ternyata terselipi nafsu) manusia untuk menjadi "tentara Allah" yang mengharamkan tata dunia bentukan kesepakatan hidup. Ternyata, dibutuhkan kesabaran untuk menjadi hamba Tuhan, tanpa klaim sebagai hamba yang "paling bertuhan".
posted by Jalan trabas @ 17:27   0 comments
Thursday 7 February 2008
Kunci Jalan Menuju Allah
1.Dzikrullah

Ketika seseorang sudah selalu berada dalam dzikrullah,wujudnya lambat-laun terbebaskan dari sifat mementingkan diri sendiri dan dicerahi dengan sifat-sifat Allah.
Tujuan awal dzikrullah adalah memusatkan perhatian.jika hal ini sudah tercapai,maka ia akan menyadari adanya berbagai godaan jiwa.oleh karenanya ,dia harus berusaha memusatkan perhatianya kepada semua hal yang mencakup kesatuan.
Mengingat Allah,mengahapus ingatan dari segala sesuatu selainya,dan tenaga yang sebelumnya di kerahkan kepada hal2 yang tidak bermakna dan fana',kini menemukan fokus yang sepatutnya dalam dzikrullah .demikian pula ,pertentangan psikologis dihilangkan.hal inilah yang mematangkan ketenengan jiwanya,
Dalam praktek dzikirnya ,seseorang dzakir larut dalam nama dan makna akan namanya .dalam keadaan itu ia akan melupakan ,tidak saja dunia akhirat,bahkan dirinya sendiri.
Dengan demikian ,Dzikir seorang sufi laksana limpahan yang lambat laun menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan memancarkan sifat-sifat tuhan di dalam hati seorang dzakir.akhirnya imajinasi 'diri' juga menjadi sirna dan di tenggelamkan oleh limpahan itu. ini menandakan akhir perjalanan spiritual dan awal samudera ke fana'an diri.dzikir ini untuk menjernihkan ruh al idhafi sehingga mampu menyongsong nur Allah.

2.Tafakkur

Tafakkur adalah perenungan mendalam yang menjadi pembuka dan awal bagi proses meditasi.ungakapan yang laen yang terkenal,yang berimbang dengan pengertian fikr adalah tadabbur atau penghayatan makna .perintah tafakkur ini banyak di dapat dalam alqur'an,terutama frasa,'...sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda(kekuasaan atau penampakan Allah) bagi orang-orang yang berpikir.' frasa ini banyak di sebutkan pada bagian ayat alqur'an. diantara ayat-ayat yang penting menyangkut tafakkur atau tadabbur ini adalah: Qs Al-Nahl/16:44,Ali Imran/3:191,Al Baqarah/2:266,Yunus/10:24,Al A'raf/7:176,Al Hasyr/59:21,Al Rum/30:21,Al An'am/6:50.

Nabi Muhammad SAW dalam berbagai riwayat juga mengemukakan bahwa bertafakkur sesaat lebih baik daripada tujuh puluh tahun beribadah . Tafakkur akan mencerdaskan hati dan tidak ada ibadah yang nilai keutamaannya seperti bertafakkur.

Imam Ghazali dalam kitab kimiya'al-sa-adah menyebutkan bahwa bertafakkur dapat menimbulkan perkembangan berantai: pertama,kesadaran(ma'rifah;kedua,sebuah keadaan rohani(halah),dan ketiga,hiasan perbuatan('amal).

Dalam tasawuf,yang menjadi objek tafakkur adalah kekasih yang mutlak.segala sesuatu yang lain di bersihkan dari pikiran .Dalam tafakkur inilah,para sufi banyak melibatkan cinta.bukan hanya dilakukan dengan akal.kaum sufi lebih mengutamakan kemampuan rasa(dzauq)dalam tafakkur di banding dengan akal rasional.bukan berarti pola tafakkur kaum sufi,atau cara sufi secara umum tidaklah rasional. hanya saja ,rasionalitas kaum sufi adalah bentuk rasionalitas yang di barengi dengan kecerdasan rohaninya.

Imam Al Jurjani mengatakan bahwa tafakkur dalah kegiatan hati menangkap makna objek demi memahi subjek.sehingga menurut syah muhammad darabi, bertafakkur harus di akhiri dengan dzikir.sehingga dengan tafakkur yang bener itulah maka kaum sufi tidak dapat berbicara atau berbuat kecuali dengan ketulusan. dzikir di sini harus lebih di tekankan pada konteks rasa dan hati , bukan hanya dengan lisan dan akal pikiran .

Lebih dari itu, bagi para sufi ibadah sholat sebagai ibadah yang utama haruslah di sertai dengantafakkur. Syekh Abu Al hasan Kharqani mengemukakan bahwa orang yang sholat dan berpuasa dekat kepada manusia ,sedangkan orang yang bertafakkur dekat kepada Allah . Imam Fakhr Al razi menambahkan bahawa bertafakkur mengantarkan seseorang kepada Allah ,sedangkan sholat membawa seseorang membawa kepahalanya. yang membawa seseorang kepada Allah lebih berharga dari pada yang membawa seseorang kepada sesuatu selain Allah. nah, dalam hal ini para sufi agung menggabungkan semua itu dalam bentuk sholat tarek dan sholat daim.

Dalam prakteknya pra sufi membagi tafakkur dalam dua jenis:1.bertafakkur kepada diri sendiri dan ke 2.bertafakkur kepada Allah.ini bentuk aplikasi dari ungkapan terkenal, "man 'arafa nafsah-u faqad'arafa rabbah-u."

1Bertafakkur terhadap diri sendiri
Jenis tafakkur ini di perintah oleh Allah dalam Qs.Al rum/30:8 "apakah mereka tidak merenungkan diri mereka sendiri?"
Dalam bentuk tafakkur ini ,seorang sufi menjalankan sebuah proses mencermati kelemahan dan sifat-sifatnya yang negatif.lahir maupun batin seraya berusaha mengurangi dan menghilangkannya. dia juga memperkuat sifatnya yang positif dan berusaha untuk menanamkanya agar dapat menghiasi wujudnya.

Bagi penempuh jalan sufi ,merenungkan diri dapat mencakup pemikiran tentang dari mana dan bagaimana dia berwujud,apa tujuan dia berada ,serta kemana dia akan pergi.disini ,dia memikirkan ayat alqur'an," sesungguhnya kami milik Allah dan kepada Allah kami akan kembali," Al baqoroh2:156, dan mengetahuai bahwa dia berasal dari Allah serta akan kembali kepadanya.

Dengan demikian dia bertafakkur bagaimana dia dapat pergi kepada
Allah dan apa yang dilakukannya agar mendapat ridhanya.dia juga akan memusatkan perhatianya kepada subtansi hadits qudsi"Aku adalah perbendaharaan tersembunyi. Aku ingin di kenal lalu Kuciptakan alam agar ia dapat mengenalku" jadi, ia menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian , dan tuhanlah keseluruhan. bahwa bagian tidak dapat memahi keseluruhan.namun bagian pasti tercakup dan akan kembali kepada keseluruhan. sehingga ia akan melepaskan yang kosong dan hampa agar mencapai hakikat.berusaha meninggalkan bagian dan berpadu dengan keseluruhan.demi memahami semua bagian itu adalah melalui matanya. dalam hal inilah terdapat ungkapan terkenal pada dunia kaum sufi "perenunganmu terhadap dirimu sendiri cukup bagimu(untuk mengenal Allah)"
2.Bertafakkur kepada Allah
Bertafakkur kepada Allah terwujud dalam tiga bentuk:
a.bertafakkur tentang dzat,b.bertafakkur tentang sifat , c. bertafakkur tentang akibat-akibat
Bertafakkur tentang dzat adalah mustahil.karena yang fana' tidak dapat merenungkan yang kekal, dan imajinasi tak akan dapat merenungkan yang nyata .manusia tidak akan memiliki kemampuan untuk berpikir tentang dzat.Rasulullah sendiri menegaskan agar manusia selalu berpikir tentang segala sesuau kecuali dzat Allah.
Sementara karena sifa-sifat tuhan menyatu dengan dzatnya,maka memikirkan seluruh kebenaran dari semua sifat dan asma' akan mustahil.namun memalui pola dzikir(ingatan)terus menerus terhadap nama dan sifat,akan membukakan pintu karunia spiritual bagi karunia yang ada pada asma'dan sifat tersebut. pengembara sufi akan menyerap karunia itu pada kemampuannya. dia berusaha menyerap sifat-sifat Allah menjadi hiasan bagi sifat-sifatnya,sehingga dia menjadi perwujudan sifat-sifat itu."bersifatlah dengan sifat Allah" kata nabi . sehingga dalam hal ini,orang terseut telah dapat mencapai keadaan(hal)"sirna dalam sifat-sifat Allah."
bertafakkur terhadap akibat-akibat hakikatnya adalah merenungakn perbuatan-perbuatan(af'al)Allah.karena hasil tersebut dapat di saksikan,maka dapat pula di renungkan.akan tetapi perenungan akan perbuatan Allah harus di sertai dengan pembebasan jiwanya dari hawa nafsu agar hasil hasil perenunganya tidak timpang.
Maka terkait dengan merenungkan af'al Allah ini,yang di benarkan adalah perenungan yang menimbulan sifat pengendalian diri (dimana hawa nafsu di kekang).sehingga perenungannya akan membawa hasil yang dapat di jadikan bekal bagi perjalanan spiritual (suluk)menuju Allah dan mencapai ma'rifatullah.
Mentangkut perenungan pola diatas, Al Anshari sebagai mana di kutipoleh javad nurbakhs mengemukakan bahwa terdapat tiga kategori perenungan;diharamkan,dianjurkan,dan diwajibkan.
a:tiga macam berpikir yg di haramkan :berpikir tentang dzat Allah yang merupakan benih kesesatan(karena dzat tidak dapat di jangkau oleh akal pikiran;berpikir tentang pahala dan azb Allah,yang merupakan benih kekecewaan (karena orang tidak mampu menerima cara Allah);dan berpikir tentang rahasia mahkluk yang merupakan benih permusuhan(karena orang tak akan mbisa mengungkapkan rahasia itu).
b:juga erdapat tiga macam berpikir yanag di anjurkan:berpikir tentang mahkluk sang kholiqm yang merupakan benih kebijaksanaan,berpikir tentang keragaman mahkluk yang merupakan benih kecerdasan,dan berpikir tentang karunia Allah merupakan benih cinta.
c:berpikir yang di wajibkan.yang memiliki arti sangat penting adalah berpikir tentang soal kewajibanseseorang.ini mencakup tindakan seseorang mencermati kelemahan dalam ketaatan kepada Allah dan merupakan benih rasa malu.dalam hal ini,berpikir melibatkan perenungan akan kewajiban dan tanggung jawab seseorang di masa depan,yang akan menyuburkan benih rasa takwa.
Termasuk ke dalam berpikir yang wajib ini adalah penanaman makna"do'a spiritual",amal yang dapat mengantarkanseseorang untuk melihat Allah.sebab penanaman makna doa semacam ini melibatkan pikiran,perenungan,dan restrospreksi.arahnya adalah pada kesadaran bahwa amal perbuatanya haruslah selalu baik dan bermanfaat,ucapannya haruslah selalu bener,dan memiliki rasa pemberian maaf yang tulus.
Dalam kitab manazil al sa irin, Anshari mengemukakan bahwa berpikir spiritual adalah mencari kecerdasan agar dapat memahami yang di cari secara lebih baik.oleh karenannyaanshari membagi pemikiran ke dalam tigamacam kategori:
a. Berpikir tentang hakikat keesaan Allah.yakni memadukan samudera peniadaan diri dan penolakan diri (yakni keadaan ketika segala sesuatu adalah dia, dan tidak ada lagi"aku" dan kamu). ini hanya dapat di lakukan dengan cara penyimakan dan cinta ilmu yang di peroleh melalui dzikrullah.keterbebasan dari aspek ini dapat terjadi melalui pengetahuan tentang keterbatasan akal,kelesuan dalam mecapai tujuan yang tak dapat di capai,dan memegang tali keagungan Allah.
b. Berpikir tentang kerumitan penciptaan. ini akan mengantarkan kepada pemuasan dahaga spiritual.ini dapat di pahami dengan rasa ihklas terhadap Allah,sikap menerima kehendak Allah,dan bebas dari belenggu hawa nafsu.
c. berpikir tentang makna dan keadaan yg akan mempermudahnya menempuh jalan spiritual. ini dapat di capai melalui semangat pencarian ilmu,melepaskan diri dari belenggu adat istiadat,dan menyadari bahwa kebanyakan manusia di sibukkan hal-hal selain Allah.

Maka bagi para sufi,tafakkur adalah menempuh perjalanan spiritula di dalam hati(dzauq)dan dilahirkan dengan dzikrullah.dengan dzikir cahaya manifestasi illahi mulai menyinari rumah hati.dengan cahaya itu,kesadaran di bangkitkan dan di ubah menjadi pembimbing pada jalan hakikat.
ketika tafakkur rasional terbentuk,tafakkur"yang berdasarkan hati"jadi tumbuh.dalam tafakkur rasional,motivasi dan daya doronganya adalah akal.sedangkan dalam tafakkur hati ,motivasi dan "guru"nya adalah Allah dengan sumber mata air hati pada al ruh al idhafidi kedalaman ceruk hati sang sufi.
Para sufi agung mengakomodasikan polla berpikir untuk diri sendiri dan berpikir kepada Allah sebagai satu kesatuan proses yang tidak saling terpisahkan.sehingga ketika berpikir tentang diri,pada saat yang sama memantikkan api berpikir mengenai Allah,di mana hamba dan Al kholiq mejadi berada satu area tafakkur dan meditasi.

semoga coretan ini bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi temen2 yang membacanya .kebenaran hanya pada nya.......hu...hu...hu
haqq..haqq..haqq
hayy..hayy..hayy









posted by Jalan trabas @ 07:37   0 comments
Tuesday 5 February 2008
Insan Kamil
Manusia sempurna adalah manusia yang sanggup berproses kedalam penyaatuan.sehingga manusia sempurna dalam dirinya berhadapaan dgn semua individualisasi eksistensi.dengan spiritualisnya.ia berhadapan dgn individualis yg lebih tinggi. dgn jasadnya dia berhadapan dgn individualis yg lebih rendah.hatinya bertemu dgn obor tuhan...(al arsy),jiwanya bertemu dgn pena(qalam),dan rohnya berhadapan dgn lauh al mahfudz.dalam bahasa para sufi agung ,jasadnya berada dalam alam kematiaan.sukmanya mengarah kehidupan sejati.

Menurut para sufi agung,sebagaimana pula menurut al jili daan ibn'athaillah (walaupun hanya dalam bahsa filosofot). manusia sempurna merupakan copy(nuksh) tuhan. hal ini juga di dasarkan hadist bahwa tuhan menciptakan adam dengan bayangan dirinya.demikian dengan asmaul husna merupakaan perwatakan yg harus disifati oleh manusia. sehingga proses yg berlangsung setelah penciptaan subtansi,maka al asma al husna di konfrontasikan dgn sifat ke adaman;ke dia-an-nya (huwiyya) yg illahi di konfrontasikan dgn sifat ke-dia-an adam;ke-aku-an illahinya di konfrontasikaan dgn kesadaran "aku adam",dan esensi illahinya dgn esensi adam.demikianlah,maka dari proses tersebut terkandung implikasi khususnya pada konteks al insan al kamil.

Menurut para sufi agung.nama esensial dan sifat2 illahi pada dasarnya menjadi milik manusia sempurna oleh adanya hak fundaamental,yaitu sbg keniscayaan yang intern dalam esensi kemanusiaan. sehingga dlm hal ini banyak pernyataan tuhaan berfungsi kaca(mir'u) bagi manusia. Demikan juga halnya bahwa manusia menjadi kaca tempat tuhan melihat dirinya.sebagai kaca yg di pakai seseorang dirinya dan tak bisa melihat dirinya tersebut tanpa kaca tersebut.maka demikian itulah halnya hubungan yg berlangsung antara allah dgn al insan al kamil. secara ringkas dapat di ketahui bahwa penyatuan hamba dan pencipta terjadi karena sifat dan asma allah menjadi hak fundamental bagi manusia sempurna" hal ini memungkinkan manusia untuk melakukan proses tashfiyat al qulub waa tazkiyat al nafs melalui maqamat dan di siplin kuat menempuh laku spiritual.dalam hal ini,perjalanan spiritual memang memerlukan kehendak yg kuat.karena" mereka yg beruntung" mendapatkan anugrahnya lebih sedikit di banding"mereka yg kurang beruntung". bagi yg kurang beruntung sangat di butuhkan kemauan kuat dan displin laku yg tinggi agar mampu meraih hak-hak fundamentalnya sebagai manusia sempurna. menurut ronggowarsito untuk dapat menyatu memang di perlukan dzikir dan lelaku yg kuat sebagai amantu hakikat.berfikir dan merenungkan hakikat tuhan dgn di sertai hati yg penuh kerinduaan supaya mendapatkan hidayahnya. barangsiapa merenima rahmat dan hidayahnya ia dapat menyatu dgn tuhanya hak fundamental inilah yg di ajarkan oleh para sufi agung yg sudah mengetahui makna hakikat dan makna makrifat itu sendiri. semua manusia pada dasarnya memiliki hak dan kesempatan yg sama dalam laku beragama serta mendapatkan pengalaman spirituaal yg tinggi.

Menurut manusia sempurna tidak mungkin dapat melihat bentuknya sendiri tanpa melalui kaca Allah. sama halnya ketika kita menjadi kaca bagi tuhan. karena tuhan ingin dirinya melihat dia sendiri dan dikenali. agar di kenali itulah manusia sempurna di ciptakan sehingga dgn kaca manusia,Allah akan melihat dirinya.dalam bahasa syekh siti jenar meyakini dan mengalami bahwa manusia bisa menjadi "mirip"tuhan,bahkan bisa"memasuki"tuhan sepenuhnya.hanya saja tidak mungkin sampai mengidentifikasikan bahwa dirinya adalah sepenuhnya tuhan.apalagi bahwa ruh dan jiwanya yg "serba tuhan" tersebut masih terperangkap kedalam mayat hidup dalam bentuk jasad fisik.

hanya jiwa bersih dan mengenal dirinya yg bisa mencapai derajat tinggi
di sisi illahi rabi

hanya illahii yng tahu kebenaran hakikatnya
posted by Jalan trabas @ 21:52   0 comments