hamba yang hina

Name: Aku
rumah: Di dalam aku
hamba:Jalantrabas Jalan Yang Cepat Menuju Ilahi

 

KOLOM BERITA

 

ARCHIEVES

 

SHOUTBOX

 

Pengunjung

geovisite
geovisite

 

Links

 
 

Sunday 27 July 2008
Thoriqoh Shiddiqiyyah
Oleh Kyai Muchammad Muctar Bin Hajji Abdul Mu’thi
Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah

Diterbitkan pertama pada Peringatan Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW
dan Hari Shiddiqiyyah-1 Tahun 1412H/1992M

I. ASAL-USUL GELAR " ASH-SHIDDIQ"(Kitab Tafsir Durul Mansur, Nurul Absor )
Qola Rosululloh SAW. :"Lamma Usriya bihi inni uridu an akhruja ilaa Quraisyin Fa akhbiruhun Fakadzdzabuhu Fashoddaqohu Abu Bakrin Rodliyallohu ‘anhu Fasummiya yaumaidzin Ash-shidqu." ( ‘An Ummi Hani-Rowahu Thobroni Tafsir Durul Mansur-VI/hal.158).
Artinya : Bersabda Rosululloh SAW, " Semasa aku di isro’kan, saya hendak keluar untuk menyampai- kan kepada kaum Quraisy, kemudian aku ceritakan kepadanya maka mereka mendustkannya. Dan yang membenarkan itu adalah Abu Bakar Rodliyallohu ‘anhu.
Maka pada hari itu ia saya beri gelar: ‘ ASH-SHIDDIQ’ ".
Keterangan :
Sahabat Abu Bakar pada zaman Jahiliyah namanya " Abdul Ka’bah".
Kemudian Rosululloh SAW.memberikan nama " Abdulloh", ayahnya bernama " Abi Qukhafah". Beliau lahir di Makkah setelah peristiwa Fiel (Gajah) berselang dua tahun 14 hari.( Dari Kitab Nurul Abshor, hal 59).
Oleh karena Beliaulah satu-satunya sahabat Nabi yang paling awal menerima
kebenaran-nya peristiwa ISRO’ wal MI’ROJ, maka Rosululloh SAW. Memberikan gelar kepadanya "Ash Shiddiq", sebagaimana tersebut dalam hadits diatas." Fasammi yaumaidzish shiddiqu".
Menurut kata Sayyidina Ali Karromallohuwajhah :
"Innalloha ta’ala anzala isma Abi Bakrin minassamaa-‘I Ash-Shiddiequ litashdiqihi khobarul isro’I"
Artinya " Sesungguhnya Alloh Ta’ala telah menurunkan nama Abu Bakar dari langit :
"Ash-Shiddiq" karena dia menerima kebenaran kabar Isro’.(Kitab Nurul Absor,hal 59
Taliiq Asy Syikho mu-min).

II. ASAL-USUL ISTILAH " SHIDDIQIYYAH"( Kitab Barjanji –Natsar) .
Kemudian dari kalimat (kata) : " ASH SHIDDIQ " itu dibentuk, diberi "YA MUNASABAH" akhirnya menjadi kata : " ASH-SHIDDIQIYYAH ". Sebagaimana tersebut dalam kitab Barjanji – Natsar " Ath-thir" yang ke 12 yang bunyinya :
" Wa awwalu man aamana bihi minar rijaali Abu Bakrin shohibul Ghori wash-shiddiqiyyah ".
Yang artinya : " Dan awalnya orang yang percaya dengan Isro’ dari orang laki-laki ialah Abu Bakar, yang diberi julukan Shihibul Ghor dan Ash Shiddiqiyyah ( artinya orang memiliki gua) , karena beliaulah satu-satunya sahabat yang menyertai Rosululloh waktu hijrah bersembunyi di dalam gua Tsur sebagaiman tersebut dalam Al-Qur’an.
" IDZ HUMAA FIL GHORI IDZ YAQULU LISHOHIBIHI LAA TAHZAN INNALLOHA MA’ANAA " ( QS.At Taubah/40).
Artinya :
Ingatlah tatkala keduanya ( Muhammad dan Abu Bakar ) di dalam Gua (Tsur) , tatkala bersabda ( MUHAMMAD) pada temannya, " Janganlah kau susah, sesungguhnya Alloh itu beserta kita ".
III. PERUBAHAN NAMA-NAMA SILSILAH THORIQOH MENURUT ASY-SYAIKH MUHAMMAD AMIN KURDI AL IRBILI (Kitab Tanwirul Qulub).
Asy Syaikh Al Imam Syihabuddien Abi Abdillah Yaquti bin Abdillah Al Hamawi Ar Rummi Al Baghdadi, wafat pada tahun 626 H = 1228 M.
Beliau menyusun kitab yang namanya " MU’JAMUL BULDAAN " artinya Kumpulan Nama-nama Negara, terdiri dari 5 jilid besar, tiap-tiap jilidnya berisi 540 halaman.
Dalam buku jilid I, halaman 138, diterangkan bahwa " Ada sebuah negeri yang namanya " IRBIL " .
Irbil itu ada dua macam :
(1). Negeri IRBIL termasuk wilayah Irak yang jaraknya dengan kota Baghdad jika ditempuh dengan jalan kaki memakan waktu 7 hari.
(2). Negeri IRBIL yang kedua terletak di pesisir termasuk wilayah Syam.
Di negeri Irbil termasuk wilayah Irak yang dekat kota Mousol, yang kota Mousol itu ada makamnya Nabiyulloh Yunus A.S. disitu lahir seorang " ULAMA TASAWWUF" yang besar namanya, " ASY SYAIKH MUHAMMAD AMIN KURDI AL IRBILI " wafat pada bulan Robi’ul Awwal, hari malam Ahad, tanggal 12 tahun 1332 H.
Beliau mengarang kitab yang namanya, "KITAB TANWIRUL QULUBI FI MU’AMALATI ‘ALLAAMIL GHUYUB " tebalnya 560 halaman.
Pada bab " FASHLUN FI ADAABIL MURID MA’A IKHWAANIHI " halaman 539 disebutkan demikian :
" I’LAM ANNA ALQOBAS SILSILATI TAKHTALIFU BIKHTILAAFIL QURUNI – FAMIN HADLROTISH SHIDDIEQI RODLIYALLOHU TA’ALA ‘ANHU ILASY SYAIKH THIFURI BIN ‘ISA ABI YAZID AL BUSTHOMI TUSAMMA ( SHIDDIQIYYAH)".
Artinya :
" Ketahuilah bahwa sesungguhnya julukannya silsilah itu berbeda-beda, di sebabkan perbedaanya kurun waktu.
Silsilah dari sahabat Abu Bakar Shiddiq R.A.sampai kepada Syaikh Thoifur bin Isa Abi Yazid Al Busthomi dinamakan SHIDDIQIYYAH ".
Jadi " SHIDDIQIYYAH " itu bukan nama ajarannya akan tetapi nama silsilahnya.
Ajaran yang silsilahnya dari Sahabat ABU BAKAR ASH SHIDDIQ R.A. sampai kepada Syaikh THOIFUR BIN ISA ABI YAZIED AL BUSTHOMI dinamakan SHIDDIQIYYAH.
Ketahuilah bahwa Ilmu Bathin dari Rosululloh yang khusus mengenai rahasianya "ISMUDZ DZAT (ALLOH )", itu dilimpahkan oleh Rosululloh SAW. Kepada ruhaniyah Abu Bakar Shiddiq R.A. dan rahasianya " LAA ILAHA ILLALLOH " dilimpahkan kepada ruhaniyah Sayyidina ALI Karromallohu wajhah.
Kemudian Sayyidina ALI Karromallohu wajhah, mengambil rahasianya "ISMUDZ DZAT ( ALLOH) " dari sahabat ABU BAKAR ASH SHIDDIQ R.A. Dan sahabat SALMAN AL FARISI mengambil rahasianya ISMUDZ DZAT (ALLOH) juga dari sahabat ABU BAKAR ASH SHIDDIQ R.A.
Adapun sahabat ABU BAKAR dan sahabat-sahabat lainnya ( rodliyallohu’anhum) mengambil rahasianya LAA ILAAHA ILLALLOH dari sahabat ALI Karromallohu wajhah.
Dengan Demikian maka SILSILAH SHIDDIQIYYAH itu ke bawah ada yang melalui sahabat ALI ( karromallohu wajhah) dan ada yang melalui sahabat SALMAN ALFARISI Rodliyallohu anhu.
Dibawah ini Kyai Muchammad Muchtar Mu’thi Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah menukilkan SILSILAH SHIDDIQIYYAH ke bawah yang melalui sahabat SALMAN ALFARISI, dinukil dari kitab TANWIRUL QULUB.
SILSILAH SHIDDIQIYYAH MELALUI SAHABAT SALMAN AL FARISI
ALLOH TA’ALA
JIBRIL Alaihis Salam.
MUHAMMAD ROSULULLOH Shollallohu alaihi wasallam.
ABU BAKAR ASH SHIDDIQI r.a.
SALMAN FARISI r.a.
QOSIM bin MUHAMMAD bin ABI BAKAR SHIDDIQ r.a.
IMAM JA’FAR SHODDIQ SIWA SAYYIDINA QOSIM bin MUHAMMAD bin ABI BAKAR SHIDDIQ r.a.
SILSILAH INI DINAMAKAN THORIQOH SHIDDIQIYYAH
SYAIKH ABI YAZID THOIFUR bin ISA bin ADAM bin SARUYAN ALBUSTOMI
Syaikh ABIL HASAN ALI bin ABI JA’FAR AL KHORQONI.
Syaikh ABI ALI ALFADLOL bin MUHAMMAD ATH THUSI ALFARMADI.
Syaikh ABI YA’QUB YUSUF ALHAMDANI.
SILSILAH INI DISEBUT ATH THORIQOH ATH-THOIFURIYYAH.
Syaikh ABDUL KHOLIQ ALGHOJDUWANI Ibnul IMAM ABDUL JALIL.
Syaikh ‘ARIF ARRIWIKARI
Syaikh MAHMUD AL ANJIRI FAGHNAWI
Syaikh ALI AR RUMAITANI AL MASYHUR BIL ‘AZIZAANI.
Syaikh MUHAMMAD BAABAS SAMAASI
Syaikh AMIR KULLAALI Ibnu Sayyid HAMZAH. SILSILAH INI DINAMAKAN ATH-THORIQOH ALKHUWAAJIKAANIYYAH.
Syaikh MUHAMMAD BAHA’UDDIN ANNAQSYABANDI bin MUHAMMAD bin MUHAMMAD SYARIF AL HUSAIN AL-AUSI AL-BUKHORI.
Syaikh MUHAMMAD bin ‘ALAAIDDUN AL-ATHORI
Syaikh YA’QUB AL-JARKHI. SILSILAH INI DINAMAKAN ATH-THORIQOH ANNAQSYABANDIYYAH
Syaikh NASHIRUDDIN UBAIDILLAH AL AHROR ASSAMARQONDI bin MAHMUD bin SYIHABUDDIN
Syaikh MUHAMMAD AZZAHID
Syaikh DARWIS MUHAMMAD ASSAMARQONDI
Syaikh MUHAMMAD ALKHOWAAJAKI AL AMKANI ASSAMARQONDI
Asy-syaikh MUHAMMAD ALBAAQI BILLAH. DINAMAKAN ATH-THORIQOHUL AHRORIYYAH
Asy-syaikh AHMAD ALFARUQI ASSIRHINDI
Asy-syaikh MUHAMMAD MA’SHUM
Asy-syaikh MUHAMMAD SAIFUDDIEN.
Asy-syaikh MUHAMMAD NURUL BADWANI
Asy-syaikh HABIBULLOH JAANIJANAANI MUNTHOHIR
Asy-syaikh ABDILLAH ADDAHLAWI. DINAMAKAN ATH-THORIQOTUL MUJADDADIYYAH
Asy-syaikh KHOLID DLIYAA’UDDIEN
Asy-syaikh UTSMAN SIROJUL MILLAH
Asy-syaikh UMAR ALQOTHBUL IRSYAD
Asy-syaikh MUHAMMAD AMIN ALKURDI AL IRBIL. DINAMAKAN ATH-THORIQOTUL KHOLIDIYYAH
( kitab TANWIRUL QULUB halaman 500-502).
IV. KETERANGAN DARI IBNU IBAD DALAM SARAH AL HIKAM AL ISKANDARIYAH TENTANG THORIQOH SHIDDIQIYYAH NYA ABUL HASAN ASY SYADZALI.
Alloh berfirman dalam Al-Qur’an:
" WAYAS-ALUUNAKA ‘AN DZIL QORNAINI QUL SA-ATLUU ‘ALAIKUM MINHU DZIKRO" (QS.Al Kahfi 83), artinya : " Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang " Dzil Qornain". Katakanlah, aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya."
Diantara ummat Islam ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud " Dzil Qornain " dalam surat Al Kahfi itu ailah " AL-ISKANDAR YANG AGUNG " , atau Iskandar yang dilahirkan di Fillo tahun 356 sebelum masehi, di ibukota Macidonia. Ayahnya Raja PHILIP II dari Macidonia, yang menaklukkan berpuluh-puluh negara, yang jajahannya sangat luasnya.
Iskandar ini muridnya seorang failoshof yang termasyhur yang namanya " ARISTHOTILLES" yang lahir pada tahun 384 sebelum masehi.
Akan tetap kalau kita perhatikan, dzil Qornain yang ada di dalam Qur’an jauh berbeda dengan Dzil Qornain Macidonia.
Perbedaannya sebagai berikut :
(1). Dzul Qurnain, tidak ada tambahan Iskandar, tapi Dzul Qurnain Macidonia, disebutkan Iskandar Dzul Qornain.
(2). Dzul Qornain dalam Al-Qur’an menurut kitab Tafsir yang mu’tabar, temannya Nabiyulloh HIDLIR alaihis salam. Tetapi Dzul Qornain Macidonia, temannya Aristhoteles.
(3). Dzul Qornain dalam Qur’an tidak disebutkan penjajah dan pembunuh, tetapi Dzul Qornain Macidonia adalah penjajah dan pembunuh.
Oleh sebab itu saya (Kyai Muchammad Muchtar) berpendapat bahwa Dzul Qornain dalam Al-Qur’an itu bukan Dzul Qornain Macidonia.
Iskandar Dzul Qornain Macidonia telah membangun tigabelas kota, semuanya dinamakan kota Iskandariyah. Ada yang di India, ada yang di Babil, ada yang di Balakh, ada yang di Samarqondi, dan lain-lainnya. Akan tetapi yang terbesar ialah Kota Iskandariyah di mesir bagian selatan. Semua nama Iskandariyah setelah wafatnya Dzul Qornain sudah diganti nama baru, yang tinggal tetap nama Kota Iskandariyah yang ada di Mesir saja.
( Kitab Ma’jamu Buldan jilid I hal.183).
Di kota Iskandariyah Mesir, lahirlah seorang Ulama Tashowwuf yang termashur, namanya " ASY SYAIKH TAJUDDIEN IBNUL FADLOL AHMAD BIN MUHAMMAD BIN ABDUL KARIM IBNU ATHO’ILLAH ASKANDARI".
Wafat pada tahun 707 Hijrah, makamnya di kampung " Qurofah" Mesir.
( Kitab Aththobaqotul Kubro, Juz II, hal .20 , Ta’lif Abdul Wahhab asy Sya’roni).
Ibnu A’tho’illah menyusun Kitab Tashowwuf tingkat tinggi dua juz nama nya Kitab " ALHIKAM". Kitab tersebut disyarah oleh seorang Ulama namanya " MUHAMMAD bin IBROHIM yang dikenal namanya IBNU IBAD.
Dalam Syarah Akhikam tersebut, juz II halamn 58, Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzali R.A. setelah masuk Thoriqoh Shiddiqiyyah, Beliau banyak dimusuhi orang-orang yang tidak faham dengan Thoriqoh Shiddiqiyyah.
" QOLA SAYYIDI ABU HASAN ASY-SYADZALI R.A., AADZAANI INSAANUN MARROTAN FADLOQQOTU DZIRO’AN BIDZAALIKA FANUMTU FAROAITU YUQOITU LIMIN ‘ALAMAATISH SHIDDIQIYYATI KATSROTU A’DAIHAA TSUMMA LAA YUBAALI BIHIM".
Artinya ," Bersabda tuanku Abu hasan Asy Syadzali R.A., Menyakiti kepadaku manusia satu kali, maka aku menjadi sempit sedziro’ karena itu, maka saya tidur, aku bermimpi.
Dalam mimpi itu ada sabda, ‘Sebagian alamatnya orang-orang Shiddiqiyyah itu banyak musuhnya’, kemudian ia tidak perduli kepada mereka."
Beliau lahir pada tahun 575 hijrah, wafat pada tahun 656 hijrah, bulan Dzul Qoidah di Shokhro’ Ghirob waktu akan menunaikan Ibadah Hajji. (Kitab Ath Thobaqotul kubro Juz II halaman 4 ).
Asy Syadzali, nama desa di Afrika di Negara Oman dekat Murtasiyah (Mauritania). Waktu kecilnya dia pindah ke Thosia kemudian ke Masyriq, kemudian nsik Hajji beberapa kali, kemudian masuk ke Irak, berteman di Irak dengan Abil Fatah Waasithi.
Di Baghdad beliau masuk Thoriqoh Shiddiqiyyah, gurunya bernama :
" ABI ABDILLAH MUHAMMAD BIN SYAIKH ABIL HASAN ALMA’RUF BIN IBNI HAROZIM AL MANSUBA ILASH SHIDDIQIL A’DHOM"
(Jaami’ul Ushul Fil Auliyaa’I, halaman 101).
Adapun silsilah Keturunannya Abil Hasan Asy Syadzili, sebagai berikut :
Abul Hasan Asy Syadzili
Bin Abdulloh
Bin Abdul Jabbar
Bin Tamim
Bin Harman
Bin Hatim
Bin Qushoyyi
Bin Yusuf
Bin Yusya’
Bin Warid
Bin Abi Bithol
Bin Ahmad
Bin Muhammad
Bin Isa’
Bin Idris
Bin Umar
Bin Idris
Bin Hasan Almutsanna
Bin Hasan
Bin Ali Rodiayallohu ‘anhu.
Jadi Thoriqoh Asy Syaadzaliyyah itu juga asalnya dari Thoriqoh Ash Shiddiqiyyah.
( Jaami’ul Usul halaman 101).
V.KETERANGAN TENTANG SHIDDIQIYYAH DARI ALKAILAANI /ALJAILAANI
Pada hari Isnain, tanggal 17 Romadlon tahun 560 Hijriyah ( 29 juli 1165 ) lahirlah di Marseille, suatu negeri dalam wilayah Andalusi ( Spanyol ), seorang laki-laki yang bernama " MUHYIDDIEN MUHAMMAD BIN ALI BIN MUHAMMAD BIN ABDULLOH AL HAITAMI".
Yang masyhur disebut " IBNU AROBI "
Beliaulah pengarang kitab hakekat nomor wahid di dunia, 8 jilid yang diberi nama,
"FUTUHAATIL MAKKIYYAH"
Beliau wafat di Damaskus pada malam Jum’at tanggal 28 Robi’ul Akhir tahun 638H. Dimakamkan di Damaskus, di sebuah tempat yang namanya :"SHOFA QOSYI’UN" Adapun murid Beliau yang terkenal bernama, " ASY SYAIKH ABDUL KARIM BIN IBROHIM AL JAILANI", lahir pada tahun 767 H dan Wafat pada tahun 805 H. Asy Syaikh Abdul Karim Al Jailani menyusun kitab Tasawwuf tingkat atas yang namanya kitab, " AL INSAANUL KAAMIL", dua juz. Dalam Juz yang ke dua, bab 63, halaman 131 menyebutkan demikian , " WA AMMASH SHIDDIQIYYAH FAMABNIYATUN ‘ALAA SITTATI ARKAANIN : AL ISLAM, WAL IMAAN, WASH SHILAAH, WAL IHSAAN, WASY SYAHAADAH, WAL MA’RIFAH ".
Artinya: " Adapun Shiddiqiyyah itu ialah didirikan diatas enam tiang, yaitu : (1).Al-Islam, (2).Al-Imaan, (3). Ash Shilah, (4).Al Ihsan, (5).Asy Syahadah, (6). Al Ma’rifat.
VI.KETERANGAN TENTANG SHIDDIQIYYAH DALAM KITAB KHOZINATUL ASROR.
As Sayyid Muhammad Haqqin Nazili ( Rohimahulloh) menyusun kitab yang namanya kitab, " KHOZINATUL ASROR".
Dalam kitab tersebut, bab :"KHOWAASHU KHOTMU KHOWAJIKAN", halaman 188 disebutkan demikian, :
" MANAAFIDZI HIMMAHUMUL MAYAAYIHIR ROBBAANIYYATI WAMIZAABUL FUYUUDLI ASHSHIDDIQIYYATI WAL’ALAWIYYATI WAL HADLRIYYATI WAMAJRIYYAL HIKMATI MINAL ABHURIL MUHAMMADIYYAH".
Artinya : " Beberapa jendela himmahnya para Syaikh-Syaikh Robbaniyyah dan tempat menampungnya limpahannya Thoriqoh Shiddiqiyyah, dan Thoriqoh ‘Alawiyyah, dan Thoriqoh Hadlriyyah, dan tempat mengalirnya hikmah dari beberapa lautan Muhammadiyyah".
VII.KETERANGAN DALAM KITAB JAMI’U KAROMATIL AULIYA’ (SYAIKH YUSUF IBNU ISMAIL )
Didalam kitab " Jami’u Karomatil Auliya’ jilid I, halaman 181, ditulis oleh Syaikh Yusuf Ibnu Ismail, lahir tahun 1206H, waktu tahun 1250H, beliau menerangkan bahwa Waliyullah Zubair Abbas Al Mursyiyyi menyatakan bahwa Imam Al Gozali r.a. ialah termasuk Alhi Thoriqoh Shiddiqiyyah yang Agung.
" WA SYAHIDU LAHUL MURSYIYYU BISH SHIDDIQIYYATIL ‘UDHMA"
Artinya : Dan memberi kesaksian Abbas Al Mursyiyyi bahwa Imam Al-Ghozali itu adalah orang Shiddiqiyyah yang agung ".
VIII. KETERANGAN DALAM KITAB JAMI’UL USHUL ( SYAIKH AHMAD KAMSAQONAWIN- NAQSYABANDIYYAH).
Di dalam kitab Jami’ul Ushul halaman 101, ditulis oleh Syaikh Ahmad Kamsaqonawin-Naqsyabandiyyah, ada keterangan bahwa Waliyulloh Qutub Syaikh Abu Hasan Asy Syadzili r.a. ketika masih muda nya itu masuk Thoriqoh Shiddiqiyyah di Baghdad, dengan gurunya bernama Abu Abdillah, dan menerangkan :
"ABU ABDILLAH MUHAMMAD BIN SYAIKH ABU HASAN AL MA’RUFI BI IBNI HARASIM AL MANSUBI ILASH SHIDDIQIL A’DHOM".
Artinya :
" Abu Abdillah bin Syaikh Abu Hasan Al Ma’rufi bi Ibni Harasim menerangkan bahwa permasalahan / perkara yang dibangsakan kepada Shiddiqiyyah itu adalah lebih Agung".
(Diambil dari buku pedoman kader Shiddiqiyyah dalam bahasa Jawa yang ditulis oleh Musyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Kyai Much.Muchtar Mu’thi, Losari 8 Shoffar 1403H / 13 November 1983M)
IX.THORIQOH SHIDDIQIYYAH DI LUAR INDONESIA SUDAH TIDAK ADA PERKEMBANGAN LAGI.
Perkembangan Thoriqoh Shiddiqiyyah sekarang ini diluar negeri Indonesia sudah punah, tidak ada lagi thoriqoh shiddiqiyyah, yang ada sekarang ini satu-satunya di dunia hanya berpusat di desa Losari , Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Propinsi Jawa-Timur Indonesia. Awalnya Thoriqoh Shiddiqiyyah yang masuk Indonesia berkembang di Negeri Irbil, kemudian berkembang di Negeri Nobia dan terus berkembang juga di Negeri Ninawa. Sekarang ini di negeri-negeri tersebut Thoriqoh Shiddiqiyyah sudah punah, sudah tidak ada lagi.
Masuknya thoriqoh Shiddiqiyyah ke Indonesia / Nusantara dibawa oleh sembilan ulama shiddiqiyyah dari negeri Irbil (di Irak sekarang) yang berlabuh pertama kali di pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, kemudian menyebar ke seluruh tanah Jawa. Satu diantara 9 orang ulama tersebut adalah seorang wanita yang bernama Syarifah Baghdadi, makamnya ada di Cirebon. Sebagian besar dari sembilan ulama itu wafat dan dimakamkan di kabupaten Pandeglang, Banten, antara lain : Maulana Aliyuddin, Maulana Malik Isroil, Maulana Isamuddin dan Maulana Ali Akbar. Dan salah satunya wafat di Jawa-Timur dimakamkan di Troloyo Mojokerjo bernama Maulana Jumadil Kubro.
Kemudian perkembangan shiddiqiyyah mengalami kepunahan di seluruh dunia kecuali di Indonesia yang dikembangkan kembali dibawah Pimpinan Kyai Muchammad Muchtar bin Al-Hajji Abdul Mu’thi, tepatnya di desa Losari, Ploso Jombang mulai tahun 1954.
Pada tahun 1973 M , Kyai Much.Muctar Mu’thi atas saran-saran para penasehatnya mendirikan Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah, sebagai badan hukum untuk pengembangan dakwah Thoriqoh Shiddiqiyyah di wilayah Indonesia. Yayasan tersebut berkedududukan di Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Sekarang ini (tahun 2002M) Yayasan ini sudah mempunyai cabang di berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera dan perwakilannya di Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat serta negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Selain menyampaikan pelajaran khusus Thoriqoh Shiddiqiyyah, Kyai Muchammad Muchtar Mu’thi juga menyelenggarakan pengajian-pengajian umum dan Wirid berjamaah secara rutin dari tahun 1973 sampai seakarang.
Pengajian umum pertama diadakan pada waktu sore ba’da ashar pada bulan romadlon penuh satu bulan. Kemudian pada setiap hari Selasa malam Rabu dan setiap hari Kamis malam Jum’at yang dinamakan Pengajian Kautsaran, kemudian bertambah lagi Pengajian Khusus pada setiap hari Ahad malam Senin dengan nama Kulliyatul Minhajul Abidin.
Sekarang ini setiap pengajian umum yang diselenggarkan oleh Kyai Muchammad Muchtar Mu’thi selalu dihadiri para murid shiddiqiyyah maupun kaum muslimin umumnya dengan jumlah hadirin lebih dari 4000 orang bahkan pada acara peringatan-peringatan hari bersejarah Islam, yang menghadiri lebih dari 10 ribu orang.
Pengajian Kautsaran malam Jum’at sekarang ini sudah tidak diadakan lagi, dan sebagai kelanjutannya adalah pengajian / kautsaran di daerah daerah yang dinamakan juga Kautsaran, yang berfungsi sebagai forum silaturahmi antar murid shiddiqiyyah dan untuk menjaga kestabilan ghirah hati dalam mengamalkan thoriqoh shiddiqiyyah.

Kesimpulan (red) , bahwa Thoriqoh Shiddiqiyyah bukan Thoriqoh baru yang didirikan oleh Kyai Muhammad Muctar Mu’thi, akan tetapi sebagaimana keterangan-keterangan dalam berbagai kitab masa lalu Thoriqoh Shiddiqiyyah adalah Thoriqoh yang sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad yang diwariskan pertama kepada Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq.
posted by Jalan trabas @ 00:16  
4 Comments:
  • At 17 December 2008 at 01:34, Anonymous Anonymous said…

    Assalamu alaikum wr wb.
    Turut berbahagia telah menyebarkan informasi tentang Thoriqoh Shiddiqiyyah secara benar.
    Boleh tahu dari mana anda mengambil artikel ini. Saya cari-cari kok nggak menemukan sumber pengambilan tulisan tersebut ya. kalau tidak berarti anda orang yang pertama menulis artikel ini ya.
    Wasalam

     
  • At 5 January 2009 at 22:43, Anonymous Anonymous said…

    Assalamu alaikum wr wb.

    Salam kenal
    Alhamdulillah..
    semoga Thoriqoh Shiddiqiyyah semakin dikenal oleh publik. dan mendapat respon yang positif.

    Wasalam

     
  • At 2 January 2014 at 01:54, Anonymous Anonymous said…

    artikel sumber dari bapak kyai moch. Muchtar mu thi

     
  • At 12 August 2021 at 10:37, Blogger Unknown said…

    Ngarang dewe,,, payah,,

     
Post a Comment
<< Home